Beginilah kita melupakan waktu,
mencorengnya kewajah kita dan menulis puisi dengan kuda berkaki seribu,
"Kelopak matahari dipunggungnya,menyembunyikan sebuah perjalanan yang teramat melelahkan"
keringatnya tiba-tiba menguap dan berhenti di bawah hujan deras di keningnya....
lagi-lagi ia harus memanggil ibu yang ia lukai wajahnya dalam sebotol minuman.!!!
;di tengah-tengah tanggal waktu yang telah dilupakan oleh banyak orang,
ia merasa lapar dan mengakhiri hidupnya dengan memakan kepalanya sendiri dalam ransel warna pekat.
'28 Agustus 2010'
Rabu, 01 Agustus 2012
Ransel warna pekat
Posted on 11.07 by Nimas Ayu Baka Arum
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar